Menengok Dunia dengan Google Earth
Google seakan identik dengan inovasi. Setelah sukses besar dengan Google search engine pencari kata di dunia internet, perusahaan yang didirikan oleh dua sahabat Larry Page dan Sergey Brin ini banyak menelurkan produk-produk brilian lainnya. Sebut saja Gmail (program email dengan kapasitas diatas 2 GB), Google Scholar (pencari publikasi ilmiah online), dan terakhir Google Earth (http://earth.google.com).
Google Earth adalah aplikasi yang memberikan kesempatan pada penggunanya untuk mengakses database pencitraan bumi yang didapat dari satelit. Kalau mau jujur, Google sebenarnya membeli kerangka dasar Google Earth dengan mengakuisisi Keyhole, sebuah perusahaan digital and satellite image mapping yang mempunyai produk dengan nama yang sama. Tapi kemudian Google dengan brilian mengembangkan Keyhole sehingga bertransformasi menjadi Google Earth.
Saat ini Google Earth tersedia dengan 3 jenis pilihan, yaitu versi gratis (free), versi Plus dan versi Pro. Versi Plus dan Pro menyediakan fasilitas pencetakan gambar dengan definisi yang lebih tinggi, interaksi dengan alat penerima GPS (Global Positioning System), serta beberapa kelebihan lainnya dibandingkan dengan versi gratisnya.
Berbeda dengan online map lain yang ada di internet, Google Earth menyajikan tampilan berupa Globe (bola bumi) bumi secara alami persis seperti apa yang dilihat astronaut dari luar atmosfir bumi. Navigasi dapat dilakukan dengan memilih tombol-tombol navigasi, menggerakkan mouse komputer pada layar, atau dengan gerakan mouse wheel.
Dengan versi gratis pun, menjelajah dunia dengan Google Earth sangat mengasyikkan dan informatif. Google Earth menyediakan beberapa tempat populer di dunia yang dapat dilihat dengan hanya menekan tombol mouse saja. Dengan sekali double click kita bisa langsung melihat foto udara stadion olimpiade Sydney di Australia dengan detail. Kantor pusat perusahaan Google di California, menjadi contoh kecanggihan detail Google Earth dengan mempertontonkan deretan tenda dan kursi tempat makan siang dan duduk-duduk pegawai Google di halaman belakang kantor.
Beberapa lokasi bahkan tersedia gambarnya secara 3 dimensi. Obyek yang ada di lokasi itu dapat kita putar-putar sesuai dengan arah pandang yang kita inginkan. Menara Eiffel di Paris dan Nelson's Collumn di Travalgar Square London misalnya dapat kita nikmati panoramanya dengan menarik secara 3 dimensi.
Pada beberapa lokasi, Google Earth mampu menyajikan gambar dengan akurasi yang sangat mengagumkan. Pegunungan, gedung-gedung, bahkan sampai kendaraan yang berada di jalan raya dapat dilihat di Google Earth. Sayangnya Google Earth hanya dapat dinikmati oleh pengguna internet dengan kapasitas Broadband (rekomendasi Google adalah kecepatan download 768 kbps ke atas), mengingat besarnya data yang harus ditransfer demi menghasilkan gambar yang mendetail. Akurasi gambarnya untuk Indonesia juga belum sedemikian mendetail seperti gambar yang tersedia untuk kota Singapura misalnya.
Kita juga bisa coba melihat areal Indonesia dengan Google Earth. Kita bisa menjelajahi Indonesia bak pesiar ke seluruh pelosok tanpa perlu melangkahkan kaki sedikitpun.
Dari ketinggian 2950 miles (4764 km) rentang kepulauan Indonesia terlihat menawan. Pulau-pulau besar dan kecil bak mosaik yang menghiasi lautan biru khatulistiwa. Ceruk dan palung dasar laut tampak pula merentang di antara pulau-pulau kita.
Jika kita ingin coba lihat lebih dekat bumi Indonesia dari langit, tinggal gerakkan tombol scroller di mouse yang mengaktifkan gerakan zooming in dan zooming out tampilan di layar Google Earth.
Kota-kota besar dan kecil di Indonesia, sedikit banyak kita telusuri lewat gambar-gambar Google Earth. Surabaya, Sintang, Surakarta, Soroako, Samarinda, sampai Sorong dapat kita jelajahi dengan sekejab.
Lebih jauh, kita bisa mengagumi keanggunan dan keangkuhan gunung-gunung berapi di Indonesia. Mulai dari gunung Kerinci di Jambi, gunung Merapi di Jawa Tengah, Semeru, Bromo di Jawa Timur, gunung Agung di Bali, gunung Rinjani di pulau Lombok, sampai Gunung Tambora di Flores.
Pulau-pulau yang sewaktu sekolah dasar sering diceritakan pada kita oleh guru kelas dapat diintip dengan cepat. Pulau Samosir di tengah danau Toba yang nyaris bersatu dengan daratan di sekelilingnya, pulau Maekor di kepulauan Aru, pulau Matak di laut Cina Selatan, sampai pulau Gag di dekat kota Sorong Papua.
Danau-danau yang mungkin tidak akan pernah mampu kita kunjungi di seantero Indonesia dapat pula dinikmati kecantikannya langsung di layar komputer. Pernahkan anda lihat kecantikan danau Laut Tawar di Aceh? Atau danau Dibaruh, danau Talang, dan danau Diatas di Sumatera Barat? Pernah anda tengok danau Jempang, danau Semajang dan danau Melintang di Kaltim? Danau Manswon dan danau Sobe di kawasan kepala burung Papua? Semuanya bisa kita lihat lewat Google Earth.
Beberapa tempat yang 'terkenal' di Indonesia karena kasus-kasus kontroversial dapat kita observasi dari udara. Desa Buyat, Ratatotok, dan teluk Buyat yang pernah ramai dibicarakan tercemar dapat 'diintip' dari Google Earth. Kota Dilli, Baucau dan Viqueque di Timor Timur yang pernah mencicipi berada dalam kekuasaan Indonesia dapat pula kita teropong keberadaaannya.
Hijaunya hutan dan perkebunan, coklatnya ladang gundul, dan kelabunya kota-kota besar di Indonesia dapat kita lihat dengan jelas. Imaji yang terlihat dari udara ini dapat diaplikasikan untuk berbagai macam tujuan. Diantaranya untuk tata kota, tata guna lahan, observasi hutan, arkeologi, geologi, sampai pertahanan negara.
Bisa dibayangkan bahwa jika layanan Google Earth yang gratisan ini saja dapat menghasilkan gambar-gambar begitu detail dan menawan, bagaimana image yang dihasilkan oleh satelit mata-mata Amerika atau Israel? Mungkin pemandangan lahan jemuran belakang rumah kita bisa terekam gambarnya di layar monitor komputer mereka.
Namun demikian, kita bisa pikirkan itu nanti. Marilah sekarang kita tamasya dulu bersama Google Earth!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home