Cerita dari FKM UI # 1
Sewaktu pertama kali melangkahkan kaki menuju gedung FKM UI di depok pada pertengahan tahun 1989, saya tidak tahu mau jadi apa saya kelak. Apa isi bangunannya, siapa orang-orangnya, dan apa ilmu yang diajarkannya. Hanya keyakinan bahwa tidak sembarang ilmu diajarkan dan tidak sembarang orang bisa mengajar di Universitas Indonesia-lah yang menguatkan langkah saya masuk ke kampus FKM UI.
Pak Fahmi Saifuddin, dekan FKM UI di tahun itu, menyambut kami serta memberikan gambaran besar tentang kesehatan masyarakat secara umum. Kelak di kemudian hari saya kerap 'dikuliahi' pak Fahmi secara pribadi, tentang kesehatan masyarakat, tentang profesi, dan juga tentang kehidupan ini. Beliaulah yang memberi saya arahan untuk bekerja dengan semangat dan sepenuh hati, Insya Allah imbalan materi akan mengikuti.
Kemudian saya mulai berkenalan dengan para mahasiswa baru lainnya yang kemudian juga menjadi sahabat-sahabat baik saya sampai hari ini. Diantaranya pak Ede, Husein, Kurniawan, Bian, Yayuk/Uke, Sholikhin, Irna Dhiana dan Deddy Dharmawan. Bahkan pasangan hidup saya saat ini juga kebetulan saya kenal sewaktu proses pendidikan di FKM UI. Ada pula sahabat-sahabat yang berasal dari program S1-2 yang waktu itu menjadi penghuni utama gedung FKM UI. Ada pak Pribadi yang kapten angkatan darat, bang Jamalul Insan yang sekarang kerja di RCTI, bang Made, dan banyak sahabat-sahabat lain yang kebetulan usianya lebih tua dari kami para lulusan SMA waktu itu.
Beberapa waktu setelah perkuliahan dimulai, saya mulai tahu dan paham tentang kesehatan masyarakat dan FKM UI. Saya pun mulai senang dengan sebagian besar para pengajarnya dan topik yang diajarkannya. Ada juga sih beberapa pengajar dan mata ajaran yang agak sia-sia, tapi semuanya saya coba jalani dengan nikmat saja.
Mendengar kuliah ibu Merry dan ibu Adik Wibowo yang menggebu-gebu, mencermati metodologi pak Suprijanto Rijadi dan pak Anhari Achadi, serta mencerna metode statistik yang diajarkan pak Budi Utomo, pak Toha Muhaimin, ibu Sabarinah Prasetyo, dan ibu Luknis Sabri, semuanya memberikan keasyikan tersendiri pada saya dalam mengisi hari-hari sebagai mahasiswa di FKM UI.
Pak Sudjana Djatiputra, pak Bukhari Lapau, ibu Nuning Masjkuri, ibu Ratna Djuwita, pak Nasrin Kodim dan pak Syahrizal Syarief bahu membahu memberikan materi epidemiologi. Mulai dari cerita tentang John Snow sampai dengan epidemiologi penyakit degeneratif beruntutan dicurahkan pada kami mahasiswa untuk direkam dalam ingatan.
Belakangan ruang otak kami mulai diisi oleh materi-materi tentang kemasyarakatan, sosiologi dan psikologi yang diberikan oleh pak Sukidjo Notoatmodjo, ibu Sudarti, pak Hadi Pratomo, pak Zulasmi Mamdy, ibu Rita Damayanti dari jurusan (kini departemen) PKIP. Pak Syafri Guricci, ibu Endang Anhari, dan pak Kusdinar Ahmad kemudian memberikan pula masukan ilmu tentang aspek nutrisi pada kesehatan masyarakat. Pak Made Djaja, pak Umar Fahmi, dan ibu Agustin, memberikan khasanah pentingnya aspek lingkungan pada kesehatan masyarakat. Kemudian pak Izhar Fihir, pak Zulkifli Junaidi, pak Ridwan Sjaaf, dan pak Roosdilan menyampaikan aspek kesehatan kerja pada kami.
Sejak awal kami diberikan arahan oleh para pengelola fakultas dan staf pengajarnya bahwa kami diarahkan untuk mengisi segmen kegiatan promotif, preventif, dan managerial dari pelayanan kesehatan Indonesia. Bentuk jelasnya tentang profesi kami belumlah dapat kami bayangkan dengan pasti. Namun demikian, periode perkuliahan kami alami dengan senang hati, penuh canda dan gurau.
Ibu Merry adalah "wali kelas" kami waktu itu. Beliau dengan senang hati mendengar segala keluh kesah kami tentang FKM UI, proses pendidikan dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya. Yang paling sering menerima kritik kami adalah Ketua Program Studi S1-4 yang saat itu dijabat oleh ibu Mardiati Nadjib. Saya kebetulan menjadi ketua angkatan '89 dimana saya menjadi pengemban amanah teman-teman untuk menyampaikan hal-hal yang kami anggap tidak tepat dan kurang sreg pada ibu Mar. Untungnya ibu Mar menghadapi kritik-kritik kami dengan senyum dan langkah yang konstruktif.
Waktu yang tersisa di luar kuliah dan mengerjakan tugas-tugas akademik kami gunakan dengan melakukan berbagai macam kegiatan. Kami mulai aktif di senat mahasiswa, dengan berbagai kegiatannya. Sebagian dari kami mulai aktif pula di kegiatan tingkat universitas.
Untuk lebih mengenalkan keberadaan FKM UI, kami berinisiatif mengadakan lomba gerak jalan bagi siswa SMA di Jakarta dan Depok, yang rutenya melewati kampus FKM UI. Kami pun membuat sebuah media cetak kampus yang diberi nama "PREVENTIA", sesuai dengan misi utama kami dicetak sebagai agen-agen preventif dan promotif sektor kesehatan.
Untuk menyalurkan hasrat idealisme, beberapa dari kami membuat sebuah Kelompok Studi Mahasiswa FKM UI. Waktu itu, kami mengangkat Pak Suprijanto Rijadi sebagai pembimbing tidak resmi kelompok ini. Dimulai dari proyek penelitian "KB di daerah kumuh", diteruskan dengan beberapa proyek2 penelitian milik dosen-dosen, dan juga diskusi-diskusi internal kelompok ini tentang masalah-masalah kesehatan.
Silat Perisai Diri (dibawah "suhu" pak Budi Haryanto) pernah meramaikan hari-hari sore di ruang bawah aula FKM UI. Saya pribadi kemudian aktif pula membentuk Kelompok Peminat Fotografi FKM UI.
Dekan pengganti pak Fahmi, pak Kemal Siregar, sangat dekat dengan kami. Bahkan pada suatu sore beliau mendatangi kami aktifis kampus FKM yang kebetulan sedang kelaparan dan beliau memberikan sejumlah uang untuk membeli gorengan penawar lapar. Betapa baiknya beliau pada kami.
4 Comments:
Keep up the good work » » »
Excellent, love it! » »
Wah cerita bapak membuat saya terinspirasi untuk menulis kembali, saya juga sedang dalam masa mengenang ketika poertama kali saya kuliah di FKM, tapi bukan di UI. OK Cerita nya saya bawa pulang pak, buat baca di ruman
SBS, masih latihan PD? bagaimana kabar mas yanto?
Arifin, FTUI 87
www.satrianaga.wordpress.com
Post a Comment
<< Home